Halooo!! Selamat datang sahabat kades :D.
Dihari yang cerah nan sejuk ini (Halah) Aku akan berbagi artikel yang begitu sangat aku tunggu hahhaah. Karenanya aku akan membahas gaya (Style) yang masih menjadi primadona dihatiku (ea. Yak benar sekali "Flat Design".
Usut punya usut, Flat Design ini sering disamakan dengan "Metro Design" Kenapa?. Jika kalian pengguna Android sekaligus pengguna Windows Phone. Maka, kalian sudah bisa menebak bagaimana bedanya Flat design dan Metro Design.
Tapi, bagi yang tidak menggunakan keduanya bagaimana?
Nah, dengan adanya artikel ini semoga sahabat kades yang mungkin masih bingung atau mungkin jangan-jangan udah master soal ini (Silahkan pergi sekarang hehehe #bercanda) Bakal mengerti lagi yaa.
Mari kita bahas tentang Metro Design
Titik keutamaan fokus yang menjadi Penguat Metro Design adalah untuk meningkatkan pengalaman pembaca sebagai pengguna dengan pengaturan yang rapi penggunaan Grid. Dan Bisa dikatakan bahwa Metro Desgin lebih menggunakan tata letak (Layout). dengan begitu Penataannya rapi serta sangat mementingkan Grid.
Selain itu, Metro Design sering menggunakan jenis font Sans-serif. Hingga saat ini Gaya yang diadopsi oleh Sistem Operasi Windows 8 begitu sangat memikat para penggunaanya (y).
Dan kelebihan lainnya dari gaya ini pun, bisa diaplikasikan diberbagai device, seperti Smardphone, tablet, Dekstop, dll.
Contoh Metro Design Icon
Jika kita melihat contoh ikon dari Metro Design sendiri, begitu terlihat sederhana dan penggunaan warna netral (putih) lebih banyak. Sehingga memang memberikan kesan sederhana namun kita bisa dengan cepat mengenali icon tersebut.
Contoh Metro Design Web
Jika dalam bentuk Ikon penggunaan font tidak terlalu terlihat, maka penggunaan font gaya Metro digunakan dalam Desain Web. Tentu lagi-lagi kita ingat Metro Design Fokus pada pengalaman pembaca. jadi, penggunaan font yang menonjol dan dapat mudah dibaca.
Baca Juga : Apa bedanya Gaya Retro dan Vintage?
Kita bahas berikutnya tentang Flat Design
Adalah Gaya yang mengutamakan kesan sederhana dan minimalis, dengan menghilangkan berbagai elemen-elemen 3D Seperti : Bevel, Shadow, Embossing, Gradient, dll.
Tampilan yang sederhana dengan memainkan berbagai warna cerah, sangat menghipnotis (ea) para penggunannya, Tentu sebagai pengguna Android sudah sering bertemu dengan yang namanya Flat Design Bukan? :D
Jika menilik (melihat) sejarahnya Flat design sendiri merupakan gaya hasil terapan dari Swiss Design yang mulai ditampilkan dan diperkenalkan sekitar tahun 1940 hingga 1950an di Negaranya sendiri Swiss.
Seperti Metro Design, Penggunaan Grid, dan Font sans serif sangat menonjol dalam desain ini.
Pada masanya Swiss Design menggunakan berbagai foto yang dibuat besar berdampingan besama dengan font yang sedikit. Seiring dengan perjalanan dan perkembangan desain saat ini, akhirnya pada tahun 1980.an sebutan Flat Design pun Muncul.
Pada masa awal, Flat Design masih belum menggunakan banyak warna dan variasi seperti saat ini, Betapa menjamurnya gaya ini hingga raksasa search engine pun menggunakan Flat Design sebagai Konsep mereka. Tentu, bisa kita lihat ikon maupun interface Google saat ini.
Mungkin banyak sekali sahabat kades yang mempunyai teman yang bilang "Ini desain sederhana sekali!!, Bikinlah shadow, terus di gradient".
Jika menanggapi hal itu, tidak ada salahnya menggunakan elemen-elemen 3D yang aku sebutkan tadi.
Namun, Sebagai desainer grafis pun kita harus tahu kapan harus dan kapan tidak menggunanan elemen itu. Jika, kita ingin menggunakan konsep Flat Design. Maka kita harus menghilangkan elemen itu jauh-jauh.
Silahkan Baca : Mengenal Lebih Dekat Flat Design
Contoh Flat Design Icon
Bagaimana menurut pandangan kalian petama kali melihat Desain Ikon dari Flat Design?
Tentu kalian akan langsung terkesan dan dapat dengan mudah sekali membedakan mana Ikon Flat design dan Metro Design bukna? :D.
Yaa, Sebagai desain yang sederhana yang bermain warna. Flat Design lebih terlihat segar dan terlihat dinamis. Karenanya Flat Design sangat baik untuk Penggunaan Ikon.
Silahkan Baca : Warna Flat Design
Contoh Flat Design Web
Lagi-lagi Bagi web designer, Melihat Tren Desain dari waktu ke waktu adalah hal mutlak. Kita bisa melihat bahwa sudah banyak sekali Desain web yang berganti menjadi Flat Design.
Sebagai desain yang bersih, Flat Design memang terlihat menawan bersama dengan warna-warna cerahnya.
Jadi, menurut analisaku perbedaan dari kedua Gaya ini adalah terletak pada Penggunaan Warna. Kenapa?, Kita bisa melihat bagaimana permainan warna yang digunakan flat design lebih cenderung banyak dan cerah.
Sedangkan untuk Gaya metro sendiri memang tidak menggutamakan banyak warna cerah seperi Flat Design, Namun mereka fokus kepada tingkat keterbacaan dan pengalaman pengguna.
Waaah, sudah banyak yaa pembahasan kali ini hehehe. Semoga bermanfaat dan kita bisa membedakan kedua gaya yang hampir sama ini dengan baik (Aamiin) :D.
Baiklah, Terima kasih dan Sampai Jumpa!! :D
Dihari yang cerah nan sejuk ini (Halah) Aku akan berbagi artikel yang begitu sangat aku tunggu hahhaah. Karenanya aku akan membahas gaya (Style) yang masih menjadi primadona dihatiku (ea. Yak benar sekali "Flat Design".
Usut punya usut, Flat Design ini sering disamakan dengan "Metro Design" Kenapa?. Jika kalian pengguna Android sekaligus pengguna Windows Phone. Maka, kalian sudah bisa menebak bagaimana bedanya Flat design dan Metro Design.
Tapi, bagi yang tidak menggunakan keduanya bagaimana?
Nah, dengan adanya artikel ini semoga sahabat kades yang mungkin masih bingung atau mungkin jangan-jangan udah master soal ini (Silahkan pergi sekarang hehehe #bercanda) Bakal mengerti lagi yaa.
Mari kita bahas tentang Metro Design
Titik keutamaan fokus yang menjadi Penguat Metro Design adalah untuk meningkatkan pengalaman pembaca sebagai pengguna dengan pengaturan yang rapi penggunaan Grid. Dan Bisa dikatakan bahwa Metro Desgin lebih menggunakan tata letak (Layout). dengan begitu Penataannya rapi serta sangat mementingkan Grid.
Selain itu, Metro Design sering menggunakan jenis font Sans-serif. Hingga saat ini Gaya yang diadopsi oleh Sistem Operasi Windows 8 begitu sangat memikat para penggunaanya (y).
Dan kelebihan lainnya dari gaya ini pun, bisa diaplikasikan diberbagai device, seperti Smardphone, tablet, Dekstop, dll.
Contoh Metro Design Icon
Jika kita melihat contoh ikon dari Metro Design sendiri, begitu terlihat sederhana dan penggunaan warna netral (putih) lebih banyak. Sehingga memang memberikan kesan sederhana namun kita bisa dengan cepat mengenali icon tersebut.
Contoh Metro Design Web
Jika dalam bentuk Ikon penggunaan font tidak terlalu terlihat, maka penggunaan font gaya Metro digunakan dalam Desain Web. Tentu lagi-lagi kita ingat Metro Design Fokus pada pengalaman pembaca. jadi, penggunaan font yang menonjol dan dapat mudah dibaca.
Baca Juga : Apa bedanya Gaya Retro dan Vintage?
Kita bahas berikutnya tentang Flat Design
Adalah Gaya yang mengutamakan kesan sederhana dan minimalis, dengan menghilangkan berbagai elemen-elemen 3D Seperti : Bevel, Shadow, Embossing, Gradient, dll.
Tampilan yang sederhana dengan memainkan berbagai warna cerah, sangat menghipnotis (ea) para penggunannya, Tentu sebagai pengguna Android sudah sering bertemu dengan yang namanya Flat Design Bukan? :D
Jika menilik (melihat) sejarahnya Flat design sendiri merupakan gaya hasil terapan dari Swiss Design yang mulai ditampilkan dan diperkenalkan sekitar tahun 1940 hingga 1950an di Negaranya sendiri Swiss.
Seperti Metro Design, Penggunaan Grid, dan Font sans serif sangat menonjol dalam desain ini.
Pada masanya Swiss Design menggunakan berbagai foto yang dibuat besar berdampingan besama dengan font yang sedikit. Seiring dengan perjalanan dan perkembangan desain saat ini, akhirnya pada tahun 1980.an sebutan Flat Design pun Muncul.
Pada masa awal, Flat Design masih belum menggunakan banyak warna dan variasi seperti saat ini, Betapa menjamurnya gaya ini hingga raksasa search engine pun menggunakan Flat Design sebagai Konsep mereka. Tentu, bisa kita lihat ikon maupun interface Google saat ini.
Mungkin banyak sekali sahabat kades yang mempunyai teman yang bilang "Ini desain sederhana sekali!!, Bikinlah shadow, terus di gradient".
Jika menanggapi hal itu, tidak ada salahnya menggunakan elemen-elemen 3D yang aku sebutkan tadi.
Namun, Sebagai desainer grafis pun kita harus tahu kapan harus dan kapan tidak menggunanan elemen itu. Jika, kita ingin menggunakan konsep Flat Design. Maka kita harus menghilangkan elemen itu jauh-jauh.
Silahkan Baca : Mengenal Lebih Dekat Flat Design
Contoh Flat Design Icon
Bagaimana menurut pandangan kalian petama kali melihat Desain Ikon dari Flat Design?
Tentu kalian akan langsung terkesan dan dapat dengan mudah sekali membedakan mana Ikon Flat design dan Metro Design bukna? :D.
Yaa, Sebagai desain yang sederhana yang bermain warna. Flat Design lebih terlihat segar dan terlihat dinamis. Karenanya Flat Design sangat baik untuk Penggunaan Ikon.
Silahkan Baca : Warna Flat Design
Contoh Flat Design Web
Lagi-lagi Bagi web designer, Melihat Tren Desain dari waktu ke waktu adalah hal mutlak. Kita bisa melihat bahwa sudah banyak sekali Desain web yang berganti menjadi Flat Design.
Sebagai desain yang bersih, Flat Design memang terlihat menawan bersama dengan warna-warna cerahnya.
Jadi, menurut analisaku perbedaan dari kedua Gaya ini adalah terletak pada Penggunaan Warna. Kenapa?, Kita bisa melihat bagaimana permainan warna yang digunakan flat design lebih cenderung banyak dan cerah.
Sedangkan untuk Gaya metro sendiri memang tidak menggutamakan banyak warna cerah seperi Flat Design, Namun mereka fokus kepada tingkat keterbacaan dan pengalaman pengguna.
Waaah, sudah banyak yaa pembahasan kali ini hehehe. Semoga bermanfaat dan kita bisa membedakan kedua gaya yang hampir sama ini dengan baik (Aamiin) :D.
Baiklah, Terima kasih dan Sampai Jumpa!! :D
bagus pembahasannya, dan mudah dipahami...
BalasHapusPosting Komentar